15 Keluhan Menghadapi si Kecil! Nomor Berapa yang Bunda Alami?
Menjadi seorang ibu itu susah-susah gampang. Susah jika tidak bisa mengatasi perilaku anak. Dan mudah jika kita bisa memahami anak. Berikut 15 keluhan menghadapi si kecil? Nomer berapakah yang bunda pernah alami?
1. Rewel Mau Beli Mainan
Sebelum pergi ke pusat perbelanjaan, ada baiknya beri peraturan kepada si kecil. Beri tahu apa yang boleh dan tidak saat di pusat perbelanjaan nanti. Misalnya dari rumah sudah diberi tahu bahwa tujuan ke pusat perbelanjaan adalah membeli kebutuhan sehari-hari saja.
Nah, biasanya di usia si kecil, sulit untuk menahan keinginan membeli mainan. Apalagi di pusat perbelanjaan menawarkan berbagai mainan yang menarik. Bahkan tak jarang, banyak anak yang nangis keras minta dibelikan mainan.
Biasanya, buat para orangtua yang tidak bisa menenangkan, lebih memilih untuk membelikan mainan tersebut. Tapi kalau dari rumah sudah diberitahu tidak boleh membeli mainan, mungkin anak akan mengerti. Kalaupun anak tetap menangis, jangan mudah luluh. Alihkan dengan hal lain, biarkan anak tenang dengan sendirinya.
2. Tidak Suka Buah dan Sayur
Buah dan sayur merupakan asupan yang sangat baik untuk tubuh, apalagi saat masa pertumbuhan. Lantas, bagaimana jika si kecil tidak suka buah dan sayur?
Tak kenal maka tak sayang. Tak kenal maka tak suka. Mungkin ungkapan ini bisa jadi benar. Tak ada salahnya orang tua untuk mengenalkan buah dan sayur kepada anak sejak kecil. Contohnya dengan membacakan buku tentang buah dan sayur.
Setelah itu, ajak anak untuk mencoba satu per satu buah dan sayur. Tidak usah sampai habis, satu gigitan sudah cukup. Jika sudah dibiasakan memakan sayur dan buah sejak kecil, nantinya akan terbiasa.
3. Cengeng (Mudah Menangis)
Sebenarnya, menangis itu hal yang wajar. Tapi jika intensitasnya sering, tentu saja menjengkelkan. Nah, sebagai orang tua kita dilatih untuk mengontrol emosi saat anak menangis.
Namun kerap kali justru emosi itu meledak-ledak dan akhirnya justru membuat orangtua membentak sang anak. Membentak tentu bukan menenangkan, justru membuat anak merasa tertekan dan menangis lebih keras.
Nah, seharusnya Anda bisa mencoba mengontrol emosi. Coba tanya, kenapa dia menangis? Biasanya anak menangis karena ingin diperhatikan oleh orangtuanya. Atau bisa juga dengan membiarkan anak puas menangis. Jika sudah tenang barulah ajak bicara.
4. Malas Belajar
Segala sesuatu pasti ada sebabnya. Begitu pula, jika si kecil malas belajar. Bisa jadi, anak tidak suka jika dituntut untuk belajar sepanjang hari. Karena perlu kita sadari di usianya, anak cenderung cepat bosan untuk ha-hal yang memerlukan konsentrasi.
Nah, tak ada salahnya untuk berdiskusi dengan anak. Tanyakan, kapan waktu yang dia pilih untuk belajar. Karena seperti yang kita tahu, ada waktu dimana anak lebih suka untuk bermain dibanding belajar.
Perhatikan juga gaya belajar yang cocok untuk anak anda. Ada anak yang lebih suka belajar dengan membaca. Tapi ada juga yang lebih suka dengan mendengarkan. Atau mungkin lebih suka jika langsung dipraktekkan.
Nah, intinya cari tahu kapan anak nyaman untuk belajar. Dan seperti apa metode belajar yang efektif untuk anak Anda. Dengan begitu, anak pun menjadikan belajar sebagai hal yang menyenangkan.
5. Fobia
Rasa takut itu wajar. Tapi jika sudah berlebihan itu jangan dianggap remeh. Nah, biasanya ada beberapa anak yang memiliki fobia terhadap sesuatu. Misalnya binatang seperti kucing.
Mungkin bagi sebagian anak kucing itu lucu dan menggemaskan. Namun dimata si kecil mungkin menakutkan. Lantas, bagaimana menghilangkan fobia itu?
Langkah pertama, tanyakan kepada anak kenapa ia takut akan hal itu. Setelah itu, jelaskan bahwa yang ia takutkan itu sama sekali tidak membahayakan. Dengan penjelasan seperti itu, fobia anak pun perlahan akan memudar.
6. Ibu Tidak Boleh Bekerja
Seorang ibu sudah seharusnya mempunyai waktu 24 jam untuk anaknya. Tapi jika ternyata sang ibu juga wanita karier, waktu kebersamaan dengan anak pun berkurang. Inilah yang menjadi penyebab kenapa ibu tidak boleh bekerja.
Wajar jika anak menangis ketika melihat ibunya hendak pergi bekerja. Nah, tugas Anda sebagai ibu adalah beri pengertian kepada anak agar tidak menangis. Misalnya katakan bahwa ibu bekerja agar punya uang untuk kita liburan nanti. Atau alihkan perhatiannya dengan hal-hal yang ia suka, mainan contohnya.
7. Tidak Mau Ditinggal
Poin ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Banyak anak yang menangis, ketika ditinggal ibunya. Dan ini juga terjadi saat si kecil pertama kali masuk ke bangku sekolah. Apa penyebabnya?
Penyebabnya tidak lain tidak bukan karena mungkin ibu terlalu memanjakan sang anak. Hal ini membuat anak merasa nyaman bila didekat ibunya.
Tapi ada juga penyebab lain yang membuat anak tidak mau ditinggal, yakni terbiasa selalu ditemani. Lantas, bagaimana solusinya?
Solusinya, sejak masuk di taman kanak-kanak, ibu harus membiasakan si kecil asyik berbaur dengan teman sebayanya. Jangan terus menerus menemani anak.
Cukup awasi saja dari jauh. Dengan begitu, anak terbiasa untuk beradaptasi dengan orang baru lebih cepat. Yang berarti, saat nanti masuk sekolah dasar sudah berani untuk ditinggal ibunya.
8. Ingin Pulang Saat Acara Belum Selesai
Anak kecil itu mudah bosan, apalagi jika suasananya dianggap membosankan. Ini sering terjadi ketika anak dibawa pergi ke suatu acara. Entah menghadiri acara pernikahan, arisan, kumpul keluarga, dan lain-lain. Lantas, apa yang harus dilakukan?
Kalau sudah tahu, kalau anaknya cepat bosan, jangan lupa untuk membawa mainan kesukaaannya. Jadi, saat Anda asyik berbincang, anak pun merasa senang dengan mainan yang dibawa.
9. Sulit Diatur
Salah satu alasan, kenapa anak susah diatur adalah karena terlalu dimanja. Memanjakan anak secara berlebihan membuat anak bebas melakukan apa saja yang ia suka. Dan inilah yang membuat anak pada akhirnya sulit diatur.
Solusinya tidak lain adalah membiasakan anak untuk patuh terhadap aturan. Memanjakan anak memang sah-sah saja. Tapi jangan lupa beri batasan juga. Tujuannya, agar anak tetap berada di bawah kendali kita.
10. Kecanduan Game
Gadget memudahkan kita untuk mendapatkan berbagai informasi yang bermanfaat. Namun perlu disadari juga, jika gadget punya dampak negatif. Salah satunya adalah membuat anak bisa bermain game sepuasnya.
Jika memang anak belum perlu gadget, tidak perlu membelikannya. Tapi melihat pergaulan anak sekarang, rasanya sulit untuk menjauhkan anak dari gadget. Nah, solusi terbaiknya adalah memberikan gadget kepada anak namun dengan aturan-aturan.
Apa aturannya? Misalnya, boleh bermain gadget hanya saat weekend. Dengan begitu, tidak akan mengganggu waktu belajarnya. Atau bisa terapkan juga aturan, boleh tiap hari tapi saat sudah selesai belajar dan tidak boleh lebih dari 1 jam.
11. Berkata Kasar
Perlu disadari bahwa anak cenderung meniru apa yang dilihat dan didengar. Hindari berbicara dan bertindak kasar di depan anak. Tapi tak menutup kemungkinan, jika anak tetap berbicara dan bertindak kasar karena pengaruh temannya.
Oleh karena itu, orangtua harus bisa memberikan pengertian kepada anak untuk tidak berbicara dan bertindak kasar. Beritahu kepada anak bahwa berbicara kasar itu tidak sopan. Dan apabila anak bisa menuruti nasehat kita, tak ada salahnya untuk memuji atau bahkan memberikannya hadiah sebagai bentuk apresiasi.
12. Over Aktif
Anak yang over aktif pastinya terus menerus bergerak, tidak mau diam. Dan pastinya susah untuk memintanya diam. Nah, jika menyuruhnya diam itu sulit, kenapa tidak alihkan perhatiannya dengan hal-hal menarik. Misalnya, ajak anak untuk mewarnai, menggambar, dan lain-lain.
13. Malas Menjaga Kebersihan
Sebagai orang tua sudah seharusnya kita menerapkan betapa pentingnya menjaga kebersihan kepada si kecil. Namun bukan berarti anak tidak boleh bermain yang kotor. Karena ruang bermain anak nantinya menjadi terbatas.
Paling tidak, tanamkan prinsip untuk selalu mencuci tangan dan kaki setelah melakukan kegiatan. Bagi anak perempuan, tak sulit untuk menerapkan prinsip yang satu ini. Beda halnya dengan anak laki-laki.
Anak laki-laki biasanya suka bermain bola di sore hari. Nah, saat pulang ke rumah karena sudah merasa lelah, anak justru malas mandi. Padahal seperti yang kita tahu, bermain sepak bola bukan hanya mengeluarkan keringat, melainkan juga debu dan tanah menempel di kulit.
Nah, beritahu sang anak kalau tidak mandi, badan akan terasa gatal. Dan jika gatal-gatal, dia tidak bisa bermain bola lagi. Cara seperti ini bisa jadi solusi untuk anak yang malas mandi setelah beraktivitas.
14. Kamar Berantakan
Apakah kamar anak Anda rapih atau berantakan? Mungkin pilihan kedua adalah jawaban yang paling banyak. Apa alasannya? Karena orang tua tidak menerapkan aturan kepada anak untuk bertanggung jawab dengan kamarnya sendiri. Biasakan anak untuk membereskan kamarnya saat bangun tidur.
Kalau pun mau, ajak anak untuk membereskan kamar bersama-sama. Selain lebih ringan, Anda juga melatih anak untuk bisa bertanggungjawab dengan kamarnya sendiri. Jadi kamar akan selalu rapih, karena ia terbiasa membereskan kamarnya sendiri.
15. Mogok Sekolah
Ada-ada saja tingkah si kecil yang buat kita geleng kepala. Tak terkecuali saat ia mogok sekolah. Selalu ada cara yang dijadikan alasan untuk tidak berangkat sekolah. Misalnya pura-pura sakit perut. Namun bukan berarti setiap anak mengeluh sakit perut itu tanda mogok sekolah lho.
Alasan lainnya, bisa jadi karena suasana membuat ia malas sekolah. Seperti masih merasa ngantuk, capek atau mungkin karena langit mendung. Lantas, bagaimana caranya mengembalikan semangat si kecil untuk ke sekolah?
Beri penjelasan bahwa jika tidak sekolah ia akan ketinggalan pelajaran. Di samping itu, ia akan kehilangan waktu untuk bermain bersama teman-temannya. Dengan begitu, si kecil akan kembali bersemangat berangkat sekolah.
Nah, itu dia 15 keluhan dalam menghadapi si kecil. Nomor berapa yang pernah Anda alami? Atau mungkin semua poin? Yuk mulai dari sekarang pahami berbagai keluhan si kecil dan cari solusi terbaiknya.